Travel  

Tren Harga Hotel saat Low Season dan High Season di Wilayah Populer Indonesia

Ilustrasi hotel alam

Rabu, 16 November 2022 – 08:58 WIB

VIVA Travel – Prospek tren traveling di Indonesia diperkirakan semakin tumbuh jelang akhir tahun 2022. Terlepas dari pandemi COVID-19, ketidakpastian ekonomi global, krisis konflik di sejumlah negara, hingga kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), minat para travelers untuk berwisata masih cenderung tinggi. 

“Sejak Mei 2022, Pegipegi mencatat peningkatan tren yang signifikan untuk pemesanan akomodasi. Jumlah transaksi dan pengunjung telah berkembang berkali lipat terhitung dari bulan Februari 2022 silam. Seiring situasi yang membaik, akomodasi berkualitas maupun akomodasi budget yang memiliki segmen masing-masing di kalangan travelers, sama-sama mengalami kenaikan pemesanan jelang akhir tahun 2022,” kata Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi, Ryan Kartawidjaja dilansir dari keterangan tertulisnya.

Oleh karena itu, Pegipegi mengungkap tren harga akomodasi hotel non-bintang serta berbintang saat low season dan high season di sejumlah wilayah populer Indonesia yang menjadi destinasi liburan. 

Metode 

Pegipegi mengolah data nilai median harga hotel partner yang tersebar di 19 wilayah populer di Indonesia, mulai dari akomodasi non-bintang (seperti guest house, homestay, villa), hotel bintang 1 hingga bintang 5.

Data nilai median yang diambil terdiri dari data harga hotel saat low season (periode Februari-April dan September-Oktober) dan high season (seperti periode liburan sekolah, liburan Lebaran, liburan Natal dan Tahun Baru). Hasil pengumpulan data diolah dan dibandingkan dalam beberapa kategori, seperti geografis, jenis akomodasi, dan rentang harga.

Perbandingan kenaikan harga saat high season
 
Dari hasil pengolahan nilai median harga hotel tersebut, disimpulkan bahwa secara umum harga hotel di Indonesia saat high season mengalami kenaikan menjadi 15 persen lebih mahal dibandingkan low season. 

Sumber: www.viva.co.id